#BersihkanBankmu

Bankmu Mendanai Industri Kotor Pakai Uang Kamu!

Pilihan perbankanmu berdampak besar pada bumi. Saatnya ambil bagian dalam perubahan menuju masa depan yang lebih baik

Gulir ke Bawah

Bankmu Mendanai Industri Kotor Pakai Uang Kamu!

Saat kamu menabung untuk masa depan, bankmu justru meminjamkan uangmu untuk membakar bumi. Banyak bank internasional yang sudah berhenti mendanai industri batu bara mereka tahu risikonya. Kenapa bankmu belum?

Rp0T
Aliran dana bank untuk batu bara
>0%
Emisi karbon nasional batu bara
10 dari 15
Bank domestik masih belum bersih

Kampanye #BersihkanBankmu

Gerakan Bersama Menuntut Bank Yang Bersih

Inisiatif ini lahir dari keresahan: uang yang kita percayakan pada bank justru dipakai untuk membiayai bisnis berpolusi dan berpotensi menimbulkan kerusakan alam serta gangguan kesehatan hidup kita.

Melalui kampanye ini, kami mengajak publik terutama nasabah bank untuk ambil suara, menuntut agar bank berhenti mendanai bisnis batu bara dan mulai berinvestasi pada energi bersih.

Kampanye ini tidak sekadar membahas isu lingkungan. Ini tentang masa depan yang layak untuk kita dan generasi berikutnya.

Kenapa Harus Bergerak

Uang Kita Ikut Menghidupi Energi Kotor

Setiap kali kita menabung, ada kemungkinan uang itu mengalir ke perusahaan batu bara, membiayai polusi, tambang, dan krisis iklim.

Selama bank terus menyalurkan dana ke industri kotor, kita sebagai nasabah sangat mungkin menjadi bagian dari kerusakan alam.

Ancaman Kesehatan dan Kematian

Polusi dari PLTU telah membunuh lebih dari 6.500 orang. Ironisnya, sebagian biayanya berasal dari uang simpanan kita di bank yang membiayai proyek-proyek itu.

Hutan dan Air yang Hilang

Setiap pinjaman untuk industri batu bara, berarti ada hutan yang hilang dan air yang tercemar. Ketika bank menyalurkan investasi dan pembiayaan untuk bisnis batu bara, uang kita yang dipakai.

Pangan yang Terkorbankan

Tambang batu bara menggusur lahan pertanian. Jika tidak berhenti, pasokan beras dapat turun hingga 6 juta ton per tahun dan harga beras makin mahal.

Beban Ekonomi yang Kita Tanggung

Energi batu bara terlihat murah, tapi masyarakat yang menutup kekurangannya lewat uang pajak dan tarif listrik kita. Dana bank yang mengalir ke batu bara memperpanjang ketergantungan ini.

Suara Mereka

Indonesia Masih Bergantung pada Energi Fosil

“Saat ini pemerintah mempunyai komitmen untuk transisi energi, tapi realitanya ada paradoks besar. Di satu sisi pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya berbicara tentang transisi energi bersih dan terbarukan dan sebagainya, tapi di sisi lain, di sektor keuangan khususnya, uang publik itu masih menjadi penopang untuk industri batu bara.”

Rani Septyra, CELIOS

“Saya ini lagi batuk-batuk gara-gara PLTU. Sesak napas. Ya kalau sakit enggak bisa melaut. Ya kalau dampak PLTU kalau limbahnya keluar tuh, kan enggak dapet (tangkapannya). Ikan pada mati, rajungan engga nyerang di jaring.”

Dama, Nelayan Desa Waruduwur

“Bank-bank itu mereka juga punya kontribusi besar ke pembangunan PLTU. Kita juga sebagai nasabah punya dan bisa loh kayak minta all these bank to be accountable.”

Fathia Izzati, Musisi

“Protecting the coal industry dengan harga DMO batu bara dan sebagainya, itu agak risiko karena dunia sedang bergerak (menuju energi terbarukan) saat ini. Daripada menuangkan lebih banyak uang lagi ke batu bara, kenapa tidak membantu untuk proyek-proyek lain yang lebih mengikuti arus utama dunia?”

Putra Adhiguna, Energy Shift Institute
Ikut Beraksi

Saya, Anda dan Kita bisa menekan Bank dan Negara untuk berubah!

Bank peduli pada citra dan kepercayaan nasabahnya. Jika ribuan orang bersuara, mereka tak bisa lagi berpura-pura hijau. Bersama, kita bisa hentikan pendanaan batu bara dan mulai transisi menuju energi bersih. Tandatangani petisi sekarang. Jadikan uangmu bagian dari solusi, bukan polusi.

Sebarkan Kampanye ini

Bantu Ubah Arah Uang Kita

Dengan membagikan kampanye ini menggunakan tagar #BersihkanBankmu, kamu ikut mendorong perubahan nyata. Suaramu bisa jadi pengingat bagi bank: nasabah peduli pada masa depan bumi. Ayo, sebarkan kesadaran agar uang kita berhenti membiayai polusi dan mulai membangun harapan!

Supported by